Oleh : Pdt. Dr. Maruasas Nainggolan
Ibadah Minggu Gereja HKI Missional
12 Mei 2024
Sopo Palito, Jl. Manunggal Karya No. 3, Sibiak
Link Instagram : https://www.instagram.com/reel/C7EFwpTBSLZ/?igsh=anN5eXB4ZDZnMnJu
Firman Tuhan pada bagian ini diawali dengan: “berbahagilah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh”
Ada orang “sukses” dalam karirnya mengatakan: bagi siapa diantara kita yang dalam hidupnya sering berjumpa dan berkumpul dan bersama dengan dia, dia akan tau berapa jumlah uang dikantong orang tersebut.” Uang yang dikantong seseorang tidak jauh beda dengan uang yang ada dikantong teman-temannya. Karena memang kita tidak lepas dari kehidupan orang-orang disekitar kita.
Sebagai contoh: berada dilingkungan orang yang suka berolahraga, membentuk pikiran kita menjadi suka berolahraga. Berteman dan hidup dengan orang-orang yang suka musik, musisi, maka pikiranmu dan hidupmu, juga akan dominan diwarnai dengan musik, alat musik, dan dunia musik. Demikian juga jika sepanjang malam, sepanjang hidup, berada di dunia clubbing dan hanya berjumpa dengan orang-orang itu, maka hidupmu bahkan uang yang dikantongmupun tidak beda jauh dengan orang-orang yang ada disana.
Tentu saja, jika setiap hari berjumpa dan berinteraksi dengan orang-orang hebat, Mahatma Gandi, Barack Obama, Martin Luther King Jr. Nelson Mandela, maka pikiran kita akan diisi dengan pemikiran-pemikiran hebat. Pikiranmu dan hidupmu akan ditentukan dari orang-orang yang ada disekitarmu. Itulah diri kita.
Bahkan Firman Tuhan mengatakan hari ini, jika kamu berdiri, berjalan dan duduk dengan orang pencemooh, maka itulah dirimu. Saya yakin, spirit orang-orang disini, sebagaimana Pendetanya punya semangat missional, jemaat disinipun pasti punya semangat missional. Tidak pandang usia tua atau muda. Berjumpa dengan orang-orang yang missional adalah orang-orang yang bergairah, kreatif, yang berpikit positif, imajinatif, akan mencoba melakukan perubahan yg baik di hidup ini.
Oleh karena itu firman Tuhan selanjutnya mengatakan, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkankan Taurat itu siang dan malam, Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Ada sebuah patung di Universitas Tokyo dimana anak kecil bermain jungkat jungkit dengan orang besar dan anak kecil itu mampu mengangkat yang lebih besar karena ada buku padanya. Artinya, buku ternyata menentukan kualitas kekuatan seseorang bukan lagi fisiknya.
Seseorang mengatakan “knowledge is power”. Dan bagi orang yang beriman dan percaya, Firman Tuhan adalah knowledge. Hikmat yang paling utama. Jika Firman Tuhan, tidak kita baca, bagaimana mungkin kita bisa menaklukkan dunia ini? Tapi jika, Firman Tuhan engkau renungkan siang dan malam, engkau hidupi di dalam kehidupanmu, apapun tantangan dan pergumulan hidupmu, pasti bisa ditaklukkan.
Penginjilan Nommensen, memperkenalkan istilah ‘pargodungan’ dengan membangun sekolah, karena memang ilmu pengetahuan adalah jalan yang akan membawa kita keluar dari lorong kegelapan. Maka motto orang Batak yang terkenal yaitu: “Hugogo pe mansari arian nang bodari lao pasikolahon gelleng hi”
Firman Tuhan, akan membaharui pikiran dan hidup kita. Dan orang yang memiliki hikmat Tuhan, maka ia akan mampu mengalahkan dunia ini. Saya yakin, gereja missional disini punya semangat untuk merenungkan firman Tuhan. Hal ini juga saya saksikan di dalam pengalaman saya bahwa Firman Tuhan mampu mengubah. Firman Tuhan itu mengubah cara pandang. Kita bukan lagi memakai cara pandang dari dunia. Tapi cara pandang Tuhan. Maka kita akan mampu melihat bagaimana Tuhan melihat dengan indahnya. Cara pandang bergereja pun berubah. Firman akan membaharui hidupmu. Jika Kristus engkau terima dalam hidupmu, Ia akan membaharui engkau, cara hidupmu, caramu melihat apa yang terjadi di dunia ini.
Bagaimana tugas dan panggilan kita sebagai orang yang dibaharui firman Tuhan:
- Mengubah cara berpikir
- Menghancurkan zona nyaman
- Memimpin perubahan
Sebagai contoh Martin Luther (Reformator) di Jerman, dia telah menerjemahkan untuk pertama kali, dimana dulu hanya para Imam, pastor, uskup, cardinal, yang memegang dan tahu Firman Tuhan dalam bahasa asli dan latin, untuk pertama sekali Martin Luther menerjemahkan ke bahasa Jerman (bahasa rakyat). Karena Firman Tuhan harus bisa dipahami oleh semua orang. tidak hanya bagi orang-orang yang belajar theology. Firman Tuhan dipercaya akan membawa dampak (effect and impact) bagi orang yang menerimanya. Gerejapun harus memberikan dampak bagi dunia. Kalau tidak, ada yang salah dengan gereja tersebut.
Firman Tuhan hari ini juga mengatakan bahwa seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air dan menghasilkan buahnya pada musimnya. Tidak ada gunanya pohon besar tidak ada buah. Maka akan ditebang. Tidak ada gunanya beribadah kalau tidak berdampak dan jadi berkat bagi orang lain. Di usia muda, dewasa, tua, Tuhan merancang hidup kita untuk menjadi berkat, teladan (tiruon). Seperti pohon yang menghasilkan buah. Di dalam Tuhan akan berbuah.
Gereja di Korea, keberhasilan mereka adalah karena merenungkan Firman Tuhan siang dan malam serta kegerakan doa. Oleh karena itu, di gereja ada kamar-kamar doa, bahkan di rumah mereka membuat kamar doa. Demikian kami lakukan di Bali. Mengajak anak-anak muda, orang tua berdoa di gereja. Kalau tidak bisa, minimal berdoa bersama keluarga di rumah pagi-pagi.
Di Korea ada juga tradisi dahulu kala, orang tua, nenek moyang mereka, pergi ke ladang jam 4 atau 5 pagi. Alasannya karena di pagi hari tanah itu lembek dan lembut. Tidak susah mencangkulnya. Oleh karena itu dipagi hari mereka berpikir, bahwa otak kita itu sangat lembut untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan. Mengawali hidup mereka dengan firman, akan memberi penguatan/imun bagi mereka utk menghadapi segala tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Kisah Mega church di Korea (sekali beribadah 25 ribu orang) yang semua diawali dari ruko-ruko yang jumlah jemaatnya dimulai dari 15 orang. Tradisi mereka adalah berdoa. Bahkan presiden korea ikut berdoa (Buddha). Karena gereja menginspirasi dan membuat Korea lebih baik. Ia melihat kualitas, disiplin, dari orang-orang Kristen di Korea dan telah membangun ekonomi dan etos kerja kemajuan Korea. Ini hal yang luar biasa. Bagaimana Kristus telah merubah hidup seseorang dan mengubah bangsa. Gerakan doa pagi gereja sangat berdampak. Jam 4-5 pagi, gereja sudah terbuka untuk berdoa.
Memang tidak mudah merenungkan Firman Tuhan siang dan malam. Perubahan di Korea bukan segampang membalikkan telapak tangan. Kuncinya : hidup di dalam Kristus, hidup di dalam Firman, bersekutu dengan orang-orang yang benar, beribadah dengan orang-orang yang benar, yang hidupnya merenungkan Firman siang dan malam.