Oleh : Pdt. Pimpinan Brades Sijabat, MA
Ibadah Minggu HKI Missional Church
26 Mei 2024
Sopo Palito, Jl. Manunggal Karya No. 3, Sibiak
Link Tiktok :https://vt.tiktok.com/ZSY6nhpg4/
Melalui Firman Tuhan ini kita diingatkan kembali sosok Allah yang Kudus. Bagaimana Tuhan mengharapkan kita juga harus hidup dalam kekudusan. Dan bagaimana Yesaya berjumpa dengan Tuhan, dikuduskan dan siap diutus.
Yesaya diutus setelah dia dikuduskan. Pelayan Tuhan itu perlu hidup kudus. Kekudusan itu senjata kita melawan iblis. Belakangan ini, hal ini sering diabaikan, langsung lompat ke iman. Benar Tuhan minta kita sebagai anak-Nya perlu beriman teguh. Tetapi ingat Yesus berkata Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan besar kuasanya. Maka sebelum melompat ke yakin, dikatakan Doa orang Benar. Orang benar itu tidak hidup di dalam dosa. HIDUP KUDUS. Karena sejak mulanya, Tuhan ciptakan kita kudus, dosa yang membuat kita jatuh. Jarang orang membicarakan kekudusan yang menjadi kekuatan. Yang sering menjadi kekuatan, banyak kawan, banyak kelompok, banyak uang.
Sekarang ini, malah kita orang Kristen suka takut hidup kudus, takut dikucilkan. Sulit sekarang mendapat pengusaha yg nggak main cewek, nggak main judi, nggak mabuk. Seolah olah itu gak gaul, sudah biasa. Makanya, orang non-Kristen biasanya malas menjadi Kristen bukan karena Yesus atau ibadah yang sulit dalam kekristenan, tapi karena kita sendiri sebagai orang Kristen tidak mencerminkan Yesus dalam hidup kita.
Di kantor dengar dan lagu Rohani keras-keras, tapi tidak punya belas kasihan. Mengaku pelayanan di gereja dari Senin sampai Minggu, tapi kerja bagus cuman di depan boss. Bilangnya cinta Tuhan, dengat firman Tuhan, tapi kalau pacaran, masuk ke dalam pencobaan yg sangat berat dan jatuh ke dalam dosa. Oleh karena itu, orang Kristen tidak sadar kalau dia tidak hidup kudus, karena kita dikelilingi oleh orang-orang yang tidak kudus.
Yesaya mengatakan aku ini najis bibir dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir (ay.5). Disini terlihat sebuah pengakuan. Pengakuan dosa. Inilah awal dari kebangkitan itu. Mengakui bahwa “Tuhan, aku manusia yang salah” lalu berbalik. Orang yg kudus bukan gak pernah berdosa, tetapi gak jatuh ke dalam dosa yg sama.
Di ayat 6 dikatakan: Bara Api di ambil untuk menyentuh bibir Yesaya. Bara api itu proses yang sedih. Mungkin untuk masa kini Tuhan tidak dengan bara api untuk menguduskan kita. Tuhan pakai pergumulan kita yang tidak selesai selesai, dan bertubi tubi untuk menguduskan, untuk membentuk karakter kita. Karakter yang terbentuk itulah yang menopang segala promosi yang Tuhan siapkan buat kita. Ayat 7 : Kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni. Bara simbol pemurnian oleh api. Allah digambarkan seperti Api. Bara itu menyucikan dia yg mengaku keberdosaannya. Ada harga yang harus di bayar dalam pemurnian dan pengudusan.
Pemurnian menghasilkan komitmen. Yesaya berani mengatakan “ini aku, utuslah aku” karena dia sudah lahir baru. Kalau kamu sudah memiliki pengenalan akan Tuhan, akan dengan lantang kamu siap untuk melayani Tuhan. Bukan, ini aku, utuslah dia”. Berjumpa dengan Tuhan. Mengalami pengenalan yang dalam dengan Tuhan. ini menjadikan dia siap melayani Tuhan. sebagai umat pilihan Allah (1 Petrus 2:9) kita pun terpanggil untuk melayani Tuhan. Kita dipanggil untuk memberitakan kebesaran Tuhan dalam hidup kita, melalui mulut dan hidup kita. Katakan kepada Tuhan “Ini aku, utuslah aku”. Tuhan pakai aku. Yesaya dipakai Tuhan. memang bangsa itu tetap akan jatuh ke tangan Asyur dan Babel, tapi berita kasih karunia masih ada bagi mereka.
Hari ini mari kita siap, sebagaimana nilai dari pada gereja “dikasihi, diutus”. Kita semua sama-sama diutus. Kita semua sama, hanya berbeda fungsi. Saya sebagai pendeta khotbah di gereja, jemaat berkhotbah di rumah, di kantor, di lapo, atau dimana saudara berada. Karena disanalah panggilan pelayanan kita. Maka saudara tidak hanya sebagai pendengar firman saja, tetapi sebagai pelaku firman.
Tuhan mengutus, maka Ia tidak akan pernah meninggalkanmu. Ia akan selalu menyertaimu. Sekalipun bangsa Israel saat itu mencemooh nabi Yesaya, tetapi ia terus memberitakan. Amin.