Kamu dikasihi, Kamu diutus

Bagikan ke:

Rev Dr Stephen Haar, Pendeta dari Lutheran Church Australia dua kali mengikuti ibadah minggu di The Missional Church, Jl. Manunggal Karya (14/4/2024). 

Stephen Haar melayani, bersaksi, dan berkhotbah sebelum kembali ke Australia setelah pelayanannya bersama Lutheran Study Centre di Pematangsiantar. Dia didampingi oleh Pdt. Septhian Tofler Sijabat, salah satu staf Komite Nasional Lutheran World Federation (KN-LWF) di Pematangsiantar.

Dalam khotbahnya, Stephen Haar menyampaikan tiga poin penting yang diambil dari cerita Alkitab tentang Yesus menampakkan diri di jalan ke Emaus:

Pesan yang disampaikan oleh Stephen Haar mengandung pemahaman yang dalam tentang bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupan kita. Stephen Haar mengajak kita untuk merenungkan bahwa Tuhan selalu hadir dalam setiap aspek kehidupan kita, meskipun seringkali kita tidak menyadarinya karena terlalu sibuk dengan kekhawatiran, keraguan, atau pikiran kita yang lain.

a. Tuhan sedang bekerja dalam hidup kita meskipun seringkali kita tidak menyadarinya karena kekhawatiran, keraguan, atau pikiran kita yang lain. Tuhan hadir dalam setiap aspek dan musim kehidupan kita dan dekat dengan kita.

b. Kadang-kadang ibadah kita tidak memenuhi kebutuhan dan kehausan jemaat karena terlalu berfokus pada kepentingan sendiri. Ada jemaat yang merasa tersendiri.

c. Kita bisa belajar dari simbol kebangkitan yang terlihat dalam proses perubahan hidup kupu-kupu. Dari ulat yang buruk menjadi kepompong, dan akhirnya menjadi kupu-kupu yang indah. Ini menggambarkan bahwa meskipun tampak mati, kita akan hidup kembali menjadi lebih indah.

Kehadiran Tuhan yang dekat dengan kita mengingatkan bahwa kita tidak pernah sendirian dalam perjalanan hidup ini. Meskipun kita mengalami masa-masa sulit atau tampak seperti mengalami “kematian” dalam kehidupan ini, Tuhan memiliki rencana yang indah untuk kita. Seperti kupu-kupu yang indah terbang bebas setelah melewati proses perubahan dari ulat yang buruk menjadi kepompong, demikian juga Tuhan memiliki rencana yang indah bagi kita untuk hidup yang baru dan lebih indah.

Setelah ibadah gereja The missional Church melakukan kegiatan bagi-bagi pakaian layak pakai dari jemaat sendiri dan makan bersama. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari kasih dan kepedulian terhadap sesama, serta mencerminkan nilai-nilai kerukunan dan kebersamaan dalam komunitas gereja.
Berkat pemberian pakaian layak pakai, jemaat yang mungkin membutuhkan bantuan dapat merasa dihargai dan didukung oleh komunitas gereja. Hal ini juga menjadi kesempatan bagi jemaat untuk merasakan kebahagiaan dalam berbagi dan memberikan, serta memperkuat rasa persaudaraan di antara mereka.

Sementara itu, makan bersama setelah kegiatan ini tidak hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga menjadi waktu yang berharga untuk mempererat hubungan antar jemaat. Melalui kebersamaan ini, tercipta atmosfer yang hangat dan akrab di antara mereka, yang memperkuat solidaritas dan kesatuan dalam iman mereka.

Secara keseluruhan, kegiatan bagi-bagi pakaian layak pakai dan makan bersama ini tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga memperkuat hubungan antar jemaat, menciptakan komunitas yang saling mendukung dan menguatkan iman satu sama lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *