PA kaum bapak Missional yang dipandu oleh Pdt.Pimpinan B Sijabat,MA di Konsistori Gereja , dihadiri sebanyak 8 orang, di Jl. Manunggal Karya, Siantar Marihat, (15/6/2024). Ibadah di buka dengan sukacita besar, para kaum bapak berdiskusi tentang Yesus dalam rumah ibadat di Kapernaum. (Markus 1:21-35).

Yesus dalam rumah ibadat di Kapernaum adalah suatu perikop dalam perjanjian baru yang menandai awal pelayanan Yesus secara publik. Injil Markus ini mengisahkan tentang orang-orang yang takjub akan pengajaran dan perbuatan Yesus di Kapernaum. Apa yang membuat mereka takjub?
Pertama, orang banyak yang mendengarkan pengajaran Yesus. Yang kedua, orang yang kerasukan roh jahat, yang hadir diantara orang banyak itu. Yang ketiga, Yesus sendiri yang memerintahkan roh itu keluar dari orang itu.

Selama ini mungkin kita banyak membayangkan bahwa semua orang yang datang untuk berdoa, atau ibadah adalah orang-orang yang baik. Atau setela ibadah orang akan menjadi baik. Tetapi dalam nats ini ternyata ada orang yang ikut ibadah, mendengarkan Yesus adalah orang yang kersukan roh jahat. Orang yang kerasukan saja bisa ikut ibadah, duduk bersama yang lain, mendengarkan Yesus yang sedang mengajar. Bisa jadi karena hatinya gelisah, gundah gulana, tiba-tiba ia berteriak dan mengumpat Yesus. Dia merasa terusik, maka dia memberontak dan menampilkan siapa sebenarnya dirinya. Kuasa Yesus membuatnya keluar dari topeng-topengnya dan menampakkan keasliannya.
Kata-katanya khas: “Apa urusanMu dengan kami, hai Yesus orang Nazareth?” Mungkin kita sering mendengar kata-kata yang mirip seperti itu ketika keberadaan kita dipertanyakan orang lain, atau menjadi buah bibir orang lain: “apa urusannya dengan mu?”. Itu pembelaan diri yang paling sederhana, karena kita tidak mempunyai jawaban lain atas pertanyaan banyak orang.
Jika demikian yang terjadi, meskipun kita berdoa 7 kali seharim roh jahat akan tetap berada dalam diri kita. Roh jahat itu memisahkan kita dari komunitas, keluarga dan orang-orang yang kita kenal. Maka pelajaran kedua adalah kita bisa melihat diri apakah kita masih sering mengatakan “apa urusanmu denganku?”. Sebagai orang beriman, selain terbuka kepada Allah, supaya roh cinta kasihlah yang selalu merasuki hidup kita.
Ketigam kita bisa belajar tentang merasa takjub akan kebaikan dan kuasa Allah atas hidup kita. Tida selalu yang besar dan diketahui banyak orang. Ada banyak hal takjub yang bisa kita lihat dalam hidup pribadi kita masing-masing. Hanya dengan itulah kita akan mampu untuk selalu bersyukur atas hidup dan panggilan kita.
Betsyeba Siregar